Masuk

Sabtu, 21 Juli 2012

last child - pedih


Chorus : C G C D G
G                          Em
Engkau yang sedang patah hati
  Am                        D
Menangislah dan jangan ragu ungkapkan
  Bm                      Em
Betapa pedih hati yang tersakiti
      Am                     D
Racun yang membunuhmu secara perlahan
G                      Em
Engkau yang saat ini pilu
  Am                      D
Betapa menanggung beban kepedihan
   Bm                     Em
Tumpahkan sakit itu dalam tangismu
       Am                       D
Yang menusuk relung hati yang paling dalam
Chorus
  C             G
Hanya diri sendiri
         C             D         G
Yang tak mungkin orang lain akan mengerti
     Em                     Bm
Di sini ku temani kau dalam tangismu
     C                  G     D
Bila air mata dapat cairkan hati
       Em                     Bm
Kan ku cabut duri pedih dalam hatimu
      C                       G          D
Agar kulihat, senyum di tidurmu malam nanti
              Em
Anggaplah semua ini
               Bm
Satu langkah dewasakan diri
                 C       D
Dan tak terpungkiri juga bagi...
G                        Em
Engkau yang hatinya terluka
   Am                    D
Di peluk nestapa tersapu derita
  Bm                    Em
Seiring saat keringnya air mata
       Am                        D
Tak mampu menahan pedih yang tak ada habisnya
Chorus2
  C             G
Hanya diri sendiri
         C             D         G
Yang tak mungkin orang lain akan mengerti
     Em                     Bm
Di sini ku temani kau dalam tangismu
     C        Cm        G     D
Bila air mata dapat cairkan hati
       Em                     Bm
Kan ku cabut duri pedih dalam hatimu
      C         Cm          G           D
Agar kulihat senyum di tidurmu malam nanti
              Em
Anggaplah semua ini
               Bm
Satu langkah dewasakan diri
                 C       D
Dan tak terpungkiri juga bagi...
Interlude : G Em Am D Bm Em C D
Chorus3
  C             G
Hanya diri sendiri
         C             D         G
Yang tak mungkin orang lain akan mengerti
     Em                     Bm
Di sini ku temani kau dalam tangismu
     C        Cm        G     D
Bila air mata dapat cairkan hati
       Em                     Bm
Kan ku cabut duri pedih dalam hatimu
      C         Cm          G           D
Agar kulihat senyum di tidurmu malam nanti
              Em
Anggaplah semua ini
               Bm
Satu langkah dewasakan diri
                 C       D
Dan tak terpungkiri juga bagi
G
Engkau yang sedang patah hati
READ MORE - last child - pedih

iwan fals - pesawat tempurku


READ MORE - iwan fals - pesawat tempurku

aku merindukanmu de,,,

de, aku rindu,,,

   aku tak berdaya di sini sendirian tanpa kehadiran kamu aku sakit, seakan hati ini terus memberontak ingin terus bersamaMu,,,

de, aku rindui kamu,,,

    hati yang sangat hina ini merasa bersalah kepadaMu

de, aku sangat merindukanMu,,,

   aku menangis kau tak add di sinni, hatti inni kesepian, karena kau selalu membuat hari"ku indah,,,

de, untayan kata itu sangat tak beraturan karena ku sangat merindukanMu,,,

  aku yang selalu membisu jika berada di dekatMu, padahal jutan kataku ingin mengucapkan kepadamu, aku yang lemah ini kepada hatiMu karena ku sangat mencintaiMu..

aku yang selalu tak mengerti dengan kataku, jika ku tulis dengan bayang semuMu otak ini seakan mati di kamu, tak mampu berpikir yang lain selain kamu.....

aku sangat ingin bertemu kamu

OENG

READ MORE - aku merindukanmu de,,,

Bunda


Bunda
Kasih sayangmu sangatku butuhkan bunda ..
Kenapa hidup selalu berubah
Ketika seseorang yang menggantikan tahta itu
Semua berubah
Tak ada lagi yang namanya kasih sayang
Kau selalu menomer dua-kan aku
Siapa yang akan menggantikan engkau bunda ??
Aku tak sanggup untuk jauh darimu
Kerinduan pastilah adaTapi kenapa engkau selalu menomer dua-kan aku
Kenapa bunda ???
Kenapa?????????
Aku sangat mencintaimu
Engkau tak perna tahu
Pelukan dan doamu sangatku butuhkan
Untuk setiap langkahku…..
Kau tak perna memberikan itu lagi kepadaku
Kau selalu memberi kepada orang lain
Bunda ………..
Satu kata terucap dari mulutku……
“I LOVE BUNDA ”
Kau takkan tergantikan…..
READ MORE - Bunda

aku merindukanmu ayah


Ayah…
Dulu ketika kecil aku selalu memanggilmu. Selalu berteriak ayah dan ayah hingga suara ini parau dan tak mampu lagi berteriak. Tapi kau tak kunjung datang. Aku hanya dapat menatap iri pada teman – teman. Mereka yang berlarian dengan sang ayah, berkejaran memperebutkan bola, mereka yang diajari menendang bola, mereka yang dicandai ayahnya, mereka yang tertawa riang. Dan kalian tau? Aku disini hanya dapat memandangi iri, tanpa bisa merasakan apa sedang dirasakan mereka. Aku IRI Tuhan …
Hingga suatu hari aku bertanya pada bunda, ” Dimana ayahku, bunda? “
Bunda tersenyum padaku. Lalu beliau menggendongku, dan membawaku ke halaman rumah. Sesampainya disana, beliau berkata, ” Ayah disana nak, tenang bersama Tuhan, ” ucapnya sambil menunjuk ke atas awan.
” Apa ayah bekerja dengan Tuhan, bunda? ” tanyaku lagi pada ibundaku.
Lagi – lagi beliau hanya tersenyum, dan kali ini beliau hanya menjawab dengan belaian lembutnya di kepalaku, beliau mengecup keningku, lantas membiarkanku tetap ditempat sementara beliau masuk kembali ke dalam rumah. Tak lama kemudian aku masuk ke dalam rumah, dan disana aku melihat bunda sedang menangis. Aku bingung, tapi kemudian aku mengambil kesimpulan mungkin-bunda-lelah. Aku meninggalkan bunda yang masih menangis.
Kuhampiri teman – temanku yang sedang bermain kelereng di bawah pohon jambu. Lalu dengan bangganya aku berkata,” Hei, kalian harus tau kabar baik dariku! ” semua teman – temanku menoleh ke arahku dan mendekat padaku.
Lalu seorang bertanya, ” Kabar baik apa yang kamu punya? “
Aku menyeringai lebar pada mereka. ” Taukah kalian? Ternyata ayahku sekarang ini sedang bekerja bersama Tuhan, makanya kita ngga pernah lihat ayahku, ” ucapku bangga pada teman – temanku.
Salah seorang menyahut, ” Berarti ayahmu ada dalam pesawat itu!! ” sahutnya sembari menunjuk sebuah pesawat yang melintas di udara.
Aku mempercayai perkataan temanku itu. Dan setiap kali ada pesawat yang melintas aku pasti mendadahinya dan berseru dengan kencang, ” AYAH AKU MENUNGGUMU DISINI! “
Sampai pada ketika aku duduk di kelas 2 Sekolah Dasar. Hari itu aku belajar tentang sebuah kematian. Kemudian guru agamaku berkata, ” Kematian adalah akhir dari segala kehidupan manusia di dunia, dan setelah manusia mati atau meninggal, dia akan tenang bersama Tuhan … ” aku tersentak mendengar penjelasan guruku. Aku terus terngiang kata – kata guruku bahwa setelah manusia meninggal dia akan tenang bersama Tuhan. Aku tidak lagi mendengar penjelasan guruku, yang ada dalam otakku adalah suara guruku itu yang menyebutkan manusia tenang bersama Tuhan setelah meninggal.
Saat bel pulang berbunyi, aku langsung berlari pulang ke rumah. Tak lagi ku pedulikan suara teman – temanku yang mengajakku bermain bola. Tak ku pedulikan tawaran donat kesukaanku. Yang ada dalam fikiranku saat itu adalah pulang dan meminta kebenaran tentang ayah. Aku terus berlari dan berlari, tak peduli dengan nafasku yang terengah – engah, tak ku hapus peluh yang terus mengucur yang perlahan membasahi baju seragamku. Aku harus sampai rumah. aku harus bertemu bunda.
Tiba di rumah aku langsung mencari bunda, ” BUNDAAAAA! ” teriakku.
” Bunda di dapur nak, ” sahut bunda.
Akupun menghampiri bunda di dapur. Terlihat sekali wajah bunda yang letih. Melihatku, beliau tersenyum. Aku mencium tangannya.

” Bunda dimana ayah sebenarnya? ” tanyaku kemudian.
Tidak ada reaksi dari bunda.
” Bunda bohong padaku! Bunda bilang ayah tenang bersama Tuhan, kata guruku orang yang tenang bersama Tuhan itu orang yang sudah meninggal. Ayah masih hidup kan bunda? ” tanyaku lagi.
Bunda tetap diam.
” Bunda JAWAB!! ” ucapku marah, ” Ayah tidak meninggal kan bunda? ” suaraku meluluh.
Lalu bunda memelukku. Aku merasakan airmata bunda jatuh di dahiku. Aku membiarkan bunda tetap memelukku sementara berbagai pertanyaan muncul di kepalaku. Perlahan pelukan bunda merenggang. Lalu kuhapus air mata bunda.
” Bunda jangan nangis. Maafin aku tadi marah ke bunda, bunda aku ngga akan tanya tentang ayah lagi. Janji! ” ucapku.
Bunda tersenyum mendengar ucapanku. Bunda menggendongku ke kamarnya. Lalu aku ditaruhnya di ranjangnya, sedang beliau mengambil sesuatu di lemarinya. Selembar foto usang beliau ulurkan padaku. Aku memandangi foto itu.
” Apa ini ayah, bun? ” tanyaku.
Bunda mengangguk. ” Ayah kamu seorang pilot. Tugasnya mengantarkan orang – orang yang hendak bepergian jauh sampai pada tujuan dengan pesawatnya. Ayah pernah berjanji akan mengajak bunda mengelilingi dunia bersama. Tapi sayang pesawat ayah mengalami kecelakaan saat terbang, pesawatnya jatuh ke sebuah hutan, dan nyawa ayah tidak bisa diselamatkan. Ayah pergi ketika bunda sedang mengandungmu. Itulah mengapa namamu Tegar, karena bunda ingin anak bunda setegar namanya, “
Kulihat bunda menangis saat berkata. Akupun ingin menangis melihatnya. Sekarang aku mengerti apa yang bunda maksud dengan ‘ayah tenang bersama Tuhan’, sekarang aku tau dimana ayahku. Kuhampiri ibundaku yang kucintai, yang baru kusadari saat ini bahwa beliaulah satu – satunya harta yang berharga untukku, kuhapus airmatanya lalu kupeluk tubuhnya, dan aku berkata, ” Bunda jangan nangis lagi ya … Aku janji ketika aku besar nanti aku akan mengajak bunda keliling dunia dengan pesawatku seperti janji ayah pada bunda, aku janji bunda! “.
Aku tau sekarang mengapa namaku Prastegar Indrawan. Pertama Indrawan, agar aku selalu mengingat ayah dengan nama belakangku yang diambil dari nama ayah, lalu kedua Prastegar, itu sengaja bunda berikan padaku agar aku bisa menjadi anak yang tegar walau tanpa sosok ayah dalam hidupku. ” Ayah aku janji akan menjaga bunda, aku janji akan menjadi kebanggaan ayah, aku janji ngga akan mengecewakan ayah” ucapku dalam hati.
Sejak hari itu aku bertekad untuk menjadi seorang pilot seperti ayah. Aku akan membahagiakan bunda, aku akan buktikan pengorbanan bunda tidak akan sia – sia. Aku juga akan buktikan pada ayah kalau aku bisa membuatnya bangga. Semua akan aku lakukan untuk membuat mereka senang. Aku tidak akan membuat mereka kecewa.
Dimulai dari sejak itu akupun menggiatkan diri untuk belajar. Aku mencoba untuk meraih prestasi. Foto ayah selalu terpajang di meja belajar untuk menjadi penyemangatku. Bundapun selalu menemani aku belajar walaupun aku tau dia begitu lelah setelah seharian harus banting tulang mencari nafkah demi aku.
Hari – hari terus kulalui. Sesuai dengan rencanaku banyak sekali prestasi yang aku raih. Banyak piala dan piagam yang aku dapat. Akupun terbilang anak yang berprestasi di sekolahku. Tetapi aku belum puas dengan itu semua. Masih ada satu yang belum aku raih yaitu menjadi seorang pilot lalu mengajak bunda keliling dunia. Akupun masih terus belajar dengan keras demi meraih cita – citaku itu.
Dan hari ini sempurnalah sudah semuanya. Aku berhasil menamatkan sekolah pilotku dan mendapatkan nilai terbaik di angkatan ku. Sungguh aku senang sekali. Akhirnya apa yang aku dambakan selama ini tercapai juga. Jerih payahku akhirnya terbayarkan sudah. Tak hentinya aku mengucap syukur.
Hari ini aku diberikan suatu kehormatan memberi sebuah sambutan dalam wisudaku ini. Pagi sekali aku bangun dan mandi, Tak lupa aku shalat untuk bersyukur kepada Tuhan. Lalu menyiapkan segalanya untuk nanti.
Waktu itupun tiba, namaku dipanggil ke atas panggung. Hatiku sungguh berdebar – debar. Tapi kemudian aku berjalan ke atas panggung dengan gagahnya, dengan jas hitam dan sepatu hitam yang bunda belikan untukku dari jauh – jauh hari aku berjalan dengan percaya diri. Semua memandangku, begitupun bunda yang sengaja duduk di barisan kedua dari depan. Wajah tua bunda menampakkan kebahagiaan.
Sampai di atas panggung, aku langsung mengambil microfon. Sebelum berkata aku mengambil nafas terlebih dahulu, setelah semuanya terasa lega baru aku mulai berkata, ” Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. Pertama, kita panjatkan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa… ” sungguh aku sangat gugup dan bingung harus berkata apa dihadapan orang – orang besar seperti itu, ku lihat bunda tersenyum ke arahku, seakan mendapat sebuah semangat baru aku langsung melanjutkan, ” Sungguh suatu kehormatan yang sangat mendalam bagi saya bisa berada di sini. Sesungguhnya saya hanyalah manusia biasa yang mencari jati diri, yang berusaha meraih mimpi. ” aku menghela nafas sebentar, ” Semua ini saya dedikasikan untuk ayahanda tercinta. Ayah yang selalu saya tunggu kepulangannya. Ayah yang selalu saya panggil, saya teriakan. Ayah yang selalu saya harapkan kemunculannya setiap tangis saya. Ayah yang selalu menjadi dambaan saya, ayah yang selalu menjadi idola saya. Saya selalu merindukan sosok tiap malam menjelang tidur saya. Saya selalu berharap, dipagi harinya saya akan melihat ayah berbaring di samping saya. Tapi ayah tak kunjung datang. Dan saya hanya menelan kekecewaan saya. Sampai suatu hari saya bertanya pada ibunda ‘dimana ayah?’ dan ibunda menjawab ‘ayah tenang bersama Tuhan’. Saya yang masih terlalu kecil menganggap hal itu berarti ayah bekerja bersama Tuhan, dan kalian apa yang saya lakukan setelah itu? Setap kali saya melihat sebuah pesawat terbang di udara saya akan berlari mengejarnya dan meneriakkan kata ayah. Hingga pada suatu hari, saya belajar apa itu kematian dan akhirnya saya menyadari sebuah hal bahwa ayah saya telah tiada, ayah saya telah pergi menghadap Tuhan. Dan hari itu membuat saya bertekad untuk membuat membuat ayah bangga pada saya, walau sosoknya tak lagi disini, tapi saya yakin ayah pasti bisa melihat saya. Dan hari ini saya membuktikan satu hal pada ayah dan semua, bahwa ibunda saya tercinta yang membesarkan saya sendiri tanpa seorang pendamping, ibunda yang duduk di depan sana bisa mengantarkan saya sampai saya bisa menjadi seperti ini. Bunda yang mengajarkan saya tentang kehidupan, bunda yang menjadikan saya lelaki yang tegar, bunda yang banting tulang demi kelangsungan hidup kami. Terima kasih bunda atas segala pengorbananmu. Aku menyayangimu bunda. Ayah aku akan ajak bunda mengelilingi seperti janjimu dulu ayah. Ayah aku merindukanmu selalu … ” aku menyudahi semuanya. Airmataku telah mengalir, kulihat bundapun begitu. Tapi aku bangga.
Aku bangga dengan semua yang aku dapat selama ini. Semua tidak akan berjalan lancar tanpa restu bunda. Dan aku yakin walaupun ayah tak lagi disini, doanya mengiringi usahaku untuk meraih impianku ini. AYAH BUNDA AKU MENYAYANGI KALIAN LEBIH DARI APAPUN YANG KUMILIKI DI DUNIA INI …

Untuk ayah tercinta, aku ingin berjumpa
Walau airmata di pipiku
Ayah dengarkanlah, aku ingin bertemu
Walau hanya dalam mimpi …
Penggalan lagu itu cukup mewakili rasa rinduku pada sosok ayah. Entah kapan aku akan berjumpa dengannya, tapi ayah harus tau, dirimu selalu ada dalam doaku.

READ MORE - aku merindukanmu ayah
 
Support : Website | valawax | ka-sale
Copyright © 2011. racuntikus - All Rights Reserved
Template Created by anakmuDa Published by MybloG
Proudly powered by Blogger